Gampong Lam Ara Cut pada awalnya adalah sebuah aliran sungai yang mana pada pinggiran aliran sungai tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon - pohon Ara, menurut legenda pada saat itu masyarakat mulai berdatangan dan menetap di pinggir aliaran sungai tersebut yang dikarenakan keadaan yang sangat tidak menetu pada saat itu, lama kelamaan penghuni yang menetap dipinggir aliran sungai tersebut mulai banyak dan akhirnya dibentuklah sebuah perkampungan, sedangkan nama Lam Ara diambil dari nama pepohonan yang tumbuh disamping aliran sungai tersebut yang telah ditebang oleh mayarakat untuk dibuat perkampungan dan nama Cut sendiri diambil karena pada saat itu banyak mayarakat dari golongan bangasawan yang juga menetap di daerah tersebut.

Sistem Pemerintahan Gampong Lam Ara Cut berskala pada pola adat kebudayaan dan peraturan formal yang sudah melekat sejak zaman dahulu, Pemerintahan gampong dipimpin oleh Keuchik dan dibantu oleh dua orang dua orang wakil geuciek karena pada saat itu dalam susunan pemerintahan gampong belum ada istilah kepala dusun. Wakil Keuchik pada saat itu memiliki peran dan fungsi sama seperti halnya Kepala Dusun pada saat ini. Imum Mukim memiliki peranan yang cukup kuat dalam tatanan pemerintahan Gampong, yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah kebijakan ditingkat pemerintahan Gampong dan dalam memutuskan sebuah putusan hukum adat. Tuhan peut menjadi sebagai lembaga penasehat Gampong, Tuha Puet juga sangat berperan dan berwenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengambilan keputusan-keputusan Gampong, Memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Keuchik. Imum meunasah berperan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan.